banner liberdade
LITERATURA POLÍTIKANOTÍSIA IMPORTANTE / HEADLINE NEWS

Mari Alkatiri peringatkan ASEAN bukan alasan untuk merayakan

87
×

Mari Alkatiri peringatkan ASEAN bukan alasan untuk merayakan

Share this article
Foto: Mari Alkatiri
Foto: Mari Alkatiri

LITERATURA POLITIKA, (LIBERDADETL.com) — Di tengah suasana harapan dan kebanggaan nasional setelah Timor-Leste resmi diterima sebagai anggota penuh ASEAN, Sekretaris Jenderal FRETILIN, Mari Alkatiri, justru menyampaikan pernyataan bernada peringatan.

Setibanya di tanah air, senin (27102025) dengan pesawat Batik Air dari lawatannya ke luar negeri, Alkatiri menegaskan bahwa euforia bangsa harus diimbangi dengan kesadaran akan tanggung jawab yang lebih besar.

Ia berdiri di area kedatangan internasional, dengan langkah tenang dan suara terukur. Para wartawan mendekat. Mikrofon-mikrofon diarahkan. Namun kata pertama yang keluar bukanlah ucapan selamat, melainkan refleksi penuh kewaspadaan.

“Kita semua senang bergabung dengan ASEAN,” ujarnya, “tetapi itu bukan alasan untuk merayakan.”

Pernyataan ini seakan memotong gelombang optimisme publik. Alkatiri menegaskan bahwa masuknya Timor-Leste ke ASEAN bukanlah tujuan akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang yang membutuhkan kesiapan struktural, moral, dan intelektual.

Menurut Alkatiri, keanggotaan ASEAN membuat Timor-Leste kini berdiri sejajar dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, tetapi kesetaraan itu bukan hanya simbolis. Ia mempertanyakan kesiapan nasional untuk memenuhi standar regional.

“Seberapa besar kapasitas kita untuk menjadi anggota ASEAN? Di Timor, kita sering memikirkan hak, tetapi melupakan kewajiban.”

Ia menilai bahwa masyarakat dan elit politik terlalu cepat berbicara tentang manfaat: arus investasi, peluang kerja sama ekonomi, dan prestise diplomatik. Namun ia memperingatkan, realitas di lapangan tidak selalu seindah harapan.

“Orang-orang bilang investasi luar biasa akan datang. Tapi kenyataannya, orang-orang itu tidak datang jika kita tidak siap.”

Pernyataan paling tajam muncul saat ia menyinggung kondisi ekonomi nasional. Menurutnya, harapan terhadap kekayaan minyak dan gas telah membuat bangsa ini lalai membangun fondasi lain.

“Pendapatan dana minyak kita hampir habis,” katanya singkat, tetapi dengan tekanan kuat.
“Jika kita tidak bekerja keras, tidak jujur, dan tidak punya tujuan jelas, kita akan menghadapi masa depan yang sulit.”

Masuknya Timor-Leste ke ASEAN, menurutnya, justru menghadirkan ujian: mampukah bangsa ini membuktikan diri bukan hanya sebagai penerima keuntungan, tetapi juga sebagai kontributor regional?

Alkatiri menegaskan, integrasi ke ASEAN menuntut disiplin nasional: reformasi birokrasi, peningkatan kualitas pendidikan, penguatan hukum, dan tanggung jawab politik.

“Implikasinya adalah kerja keras, dedikasi untuk pembangunan, kejujuran, dan tujuan. Inilah yang dimaksud dengan menjadi ASEAN.”

Ia menolak anggapan bahwa keunggulan hanya lahir dari bakat atau kekayaan alam. Bagi Alkatiri, kemampuan intelektual bangsa dibangun dari proses yang panjang.

“Kapasitas intelektual tidak bergantung pada bakat. Kita memiliki kapasitas untuk menunjukkan bahwa kita adalah ASEAN.”

Pernyataan Mari Alkatiri di Bandara Nicolau Lobato menjadi catatan penting di tengah semangat nasionalisme yang sedang menguat.

Ia bukan menolak kebanggaan, tetapi mengajak bangsa ini melihat lebih dalam: bahwa integrasi ke ASEAN adalah pintu masuk menuju tanggung jawab yang lebih besar—bukan akhir dari perjuangan, melainkan awal dari ujian.

Di balik senyum rakyat, iringan lagu kemenangan, dan bendera yang berkibar di forum internasional, suara Alkatiri hadir sebagai alarm moral: “Jangan merayakan sebelum bekerja.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!